7 Pertanyaan Seputar Mandi Wajib Haid yang Harus Dipahami

Ketika membicarakan mandi wajib, banyak pertanyaan terlontar mulai dari niat mandi wajib haid hingga perkara lainnya. Tidak ada salahnya bertanya karena hal ini dapat membuat hal yang membingungkan menjadi jelas. Namun, tanyakanlah hal ini pada orang yang benar-benar memahami secara agama sehingga tidak menjadi ajaran yang sesat.

  1. Bagaimana Bunyi Niat Mandi Wajib Haid?

Ketika akan melakukan sesuatu, biasanya kita mengucapkan bacaan niat tertentu. Hal ini juga berlaku pada saat akan melaksanakan mandi wajib setelah selesai haid. Bacaan niat mandi wajib haid hanya memiliki sedikit perbedaan dengan niat mandi wajib karena nifas atau sebab lainnya. Berikut ini adalah bacaan niat mandi wajib haid yang biasa dipakai:

“Nawaitul ghusla li rof’il hadatsil akbari minal haidi fardol lillahi ta’ala”.

Bacalah untaian kalimat niat ini sebelum melakukan tahapan mandi wajib lainnya. Anda bisa melakukannya sebelum masuk kamar mandi.

  1. Bagaimana Urutan dalam Melakukan Mandi Wajib?

Urutan dalam mandi wajib memang merupakan pertanyaan yang seringkali muncul. Apalagi jika Anda baru mengalami menstruasi dan ingin belajar tata cara mandi wajib yang baik. Jika Anda membandingkan sumber yang satu dengan yang lain mungkin akan tampak sedikit perbedaan pada urutan langkah tertentu.

Tahapan mandi wajib yang sering digunakan adalah diawali dengan membaca niat. Setelah itu, basuh tangan sebanyak 3 kali dan bersihkan tubuh dari kotoran. Ulangi basuhan tangan sebanyak 3 kali dan seka kulit kepala menggunakan telapak tangan yang basah. Siram keseluruhan kepala dan basuh seluruh tubuh dari atas hingga bawah, dari kanan lalu kiri.

  1. Apakah Mandi Wajib Sama dengan Mandi Biasa?

Mungkin bagi para anak yang baru mengalami masa pubertas, mandi wajib haid masih cukup asing. Mandi wajib haid secara tujuannya memiliki perbedaan yang jelas dari mandi biasa, meskipun sama-sama membersihkan kotoran. Selain itu, terdapat perbedaan tahapan yang lebih teratur pada mandi wajib.

  1. Bagaimana Jika Tidak Ada Air saat Hendak Mandi Wajib?

Kehadiran air memegang peran yang sangat penting dalam hal mandi wajib. Oleh sebab itu, jika air yang akan digunakan untuk membasuh tidak ada, maka akan timbul pertanyaan. Layaknya berwudhu yang boleh dilakukan dengan cara tayammum atau menggunakan debu. Ketika tidak ada air, penggunaan metode tayamum dan debu ini boleh menggantikan mandi wajib dengan air.

  1. Bagaimana Jika Sakit dan Tidak Boleh Terkena Air?

Senada dengan pertanyaan sebelumnya, bagaimana jika seseorang sakit dan tidak boleh terkena air? Jawabannya pun sama dengan pertanyaan sebelumnya. Anda boleh menggunakan debu atau bertayamum untuk menggantikan proses mandi wajib dengan air. Keringanan ini tentunya Allah berikan agar hambanya tidak kesulitan.

  1. Setelah Mandi Wajib Ada Cairan Kekuningan Keruh, Perlu Mandi Wajib Lagi?

Ummu Athiyah menjelaskan tentang permasalahan setelah mandi wajib dan muncul cairan kecoklatan atau kekuningan keruh. Jika hal ini muncul setelah waktu kebiasaan yang selesai sempurna, maka dianggap tidak apa-apa.

  1. Mengapa Seseorang Melakukan Mandi Wajib Haid?

Sebenarnya sudah jelas bahwa seseorang melakukan mandi wajib haid karena telah selesai masa menstruasi. Menstruasi sendiri merupakan hal normal bagi para wanita. Jika siklus ini sudah selesai, maka wanita tersebut harus melakukan mandi wajib.

Itu tadi adalah beberapa pertanyaan yang kerap muncul saat membicarakan mandi wajib termasuk niat mandi wajib haid. Jika Anda memiliki pertanyaan yang belum terjawab, tanyakan pada pemuka agama yang benar-benar paham.